Uji Kompetensi Guru RSBI 29 Mei


Uji Kompetensi Guru RSBI 29 Mei

Satria Dharma <satriadharma2002@yahoo.com>,in: dikbud@yahoogroups.com , Thursday, 17 May 2012, 5:37

Sekali lagi pemerintah melakukan program yang tidak terencana dengan baik. Bukankah Kemdikbud sudah pernah melakukan uji kompetensi bahasa inggris para guru RSBI pada tahun sebelumnya? Mengapa mau diadakan uji kompetensi lagi? Lagipula, mau dibawa kemana program ini? Apakah kalau ternyata mereka tidak kompeten lantas program ini mau dihentikan? Jelaskan dulu pada publik apa tujuan dari uji kompetensi ini dan bukan sekedar melakukan program yang menghabis-habiskan dana pendidikan.

“Sebaliknya, berdasarkan evaluasi yang dibuat sendiri oleh Balitbang Kemdiknas beberapa waktu yang lalu diperoleh temuan-temuan yang membelalakkan mata. Berdasarkan paparan Prof Fasli Jalal, mantan Wamendiknas, pada Simposium British Council beberapa waktu yang lalu program RSBI yang telah berjalan di 1300-an sekolah RSBI tidak ditemukan perbedaan signifikan mutu sekolah RSBI dengan sekolah reguler (non-RSBI) untuk beberapa skor, termasuk Bahasa Inggris, siswa dan guru di sekolah reguler bahkan lebih unggul. (Siswa RSBI 7,05 reguler 8,18; Guru bhs Inggris SMP RSBI 5,1, Reguler 6,2). Ini sejalan dengan hasil penelitian Hywell Coleman yang menyatakan ‘in many cases do not result in better school-performance’. Jadi sekolah-sekolah yang semula adalah sekolah berkualitas “A” ternyata setelah menjadi sekolah RSBI lantas prestasinya menjadi jeblok. Ini bukti nyata bahwa sebenarnya program (R)SBI ini sudah gagal untuk meningkatkan mutu sekolah.

S. Hamid Hasan, ahli evaluasi dari UPI mengatakan dengan skor 0-9, perbedaan skor siswa dan guru RSBI dengan sekolah reguler yang berselisih maksimal 1 poin belum menggambarkan peningkatan mutu yang berarti (Kompas, Sabtu 18 Februari 2012). Penyebab utamanya jelas pada mutu gurunya yang tidak terbangun sesuai dengan harapan. Ada fakta yang semakin menguatkan pernyataan saya bahwa program ini gagal yaitu bahwa hasil Ujian Nasional baru-baru ini menunjukkan bahwa banyak sekolah-sekolah berstatus RSBI ternyata hasil UN-nya lebih rendah daripada sekolah-sekolah reguler lainnya. Banyak siswa RSBI yang bahkan tidak lulus dalam Ujian Nasional tahun 2010. Ini adalah fakta keras yang menunjukkan bahwa program RSBI ini telah menghancurkan ‘best practice’ dan menurunkan mutu sekolah-sekolah terbaik yang dijadikan sekolah RSBI.

Hal ini bisa dilihat dari kemampuan guru RSBI berbahasa Inggris. Dari hasil studi pada 600 guru RSBI ternyata kemampuan bahasa Inggris mereka 50,7% berada pada taraf Novice yang artinya lebih rendah dari taraf Elementary dan yang Elementary sebanyak 32,1%. Artinya bahwa kemampuan lebih dari 80% guru RSBI ini sangat mengenaskan. Bagaimana mungkin guru yang pemahaman bahasa Inggrisnya saja sama dengan orang yang baru belajar bahasa Inggris tiba-tiba diminta untuk mengajar menggunakan bahasa tersebut? Bukankah ini berarti bahwa kebijakan mewajibkan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas itu oleh guru-guru dengan tingkat penguasaannya seperti orang yang baru belajar sebagai sebuah kebodohan yang keterlaluan? itu sama artinya dengan memaksa seorang bayi yang baru belajar berdiri untuk mengikuti lomba lari. Sebuah kemustahilan yang sungguh tidak masuk akal.

Evaluasi Balitbang sendiri juga menyimpulkan bahwa penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas justru lebih menyulitkan guru menyampaikan materi dan membuat mereka stress. Komunikasi yang efektif dengan menggunakan bahasa yang dipahami oleh kedua belah pihak digantikan oleh penggunaan bahasa Inggris yang kacau balau dan bahkan menjadi olok-olok di berbagai forum diskusi. Hal ini jelas sekali menyulitkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru yang berbahasa Inggris berlepotan sehingga mereka terpaksa harus ikut les lagi di luar sekolah agar dapat memahami materi yang diajarkan.”

http://satriadharma.com/2012/05/02/jam-session-%E2%80%98rsbi%E2%80%99-di-makassar/

 

Nilai Guru RSBI Jeblok

“SURABAYA – Nilai akademik para guru Rintisisan Sekolah Bertaraf International (RSBI) dan Sekolah Bertaraf International (SBI) cukup memprihatinkan alias jeblok. Terutama para pendidik tingkat SMA bidang mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Fisika dan Biologi.

Hasil tersebut berasal dari studi evaluasi yang dilakukan Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (Puslitjakanov) Badan Litbang Kementerian Pendidikan Nasional. Rendahnya nilai para guru, setidaknya di bawah standart sebagai guru sekolah yang sudah menjadi percontohan. Dengan kata lain, nilai tersebut sama halnya dengan para guru sekolah reguler, yakni rata-rata lebih rendah 10,8 persen”

http://www.surabayapagi.com/index.php?3b1ca0a43b79bdfd9f9305b8129829625c38b0479328f0ca8982a837ecda0b42

 

Salam
Satria Dharma
http://satriadharma.com/

— On Wed, 5/16/12, Must Prast <prasetyo_pirates@yahoo.co.id> wrote:

From: Must Prast <prasetyo_pirates@yahoo.co.id>
Subject: [IGI] Uji Kompetensi Guru RSBI 29 Mei
To: “IGI” <ikatanguruindonesia@yahoogroups.com>, “keluarga unesa” <keluargaunesa@yahoogroups.com>
Date: Wednesday, May 16, 2012, 11:51 AM

Uji Kompetensi Guru RSBI 29 Mei
Jawa Pos, 17 Mei 2012
SURABAYA – Tidak hanya peserta sertifikasi guru yang harus ikut uji kompetensi. Para guru rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) juga akan dievaluasi melalui uji kompetensi yang bakal dihelat pada 29 Mei mendatang. Direktorat Pembinaan SMP Kemendikbud akan mengetes kemampuan guru SMP RSBI seluruh Indonesia. Tujuannya, mengetahui kelayakan mereka mengajar di RSBI.
Uji kompetensi guru SMP RSBI akan diadakan di SMPN 1 Sidoarjo. Guru RSBI yang ikut ujian berasal dari SMPN 1, SMPN 6, dan SMPN 26. Guru RSBI SMPN 6 Tjatur Gusyana Hernawati mengatakan, materi yang akan diujikan adalah matematika, IPA, fisika, biologi, dan bahasa Inggris.
Uji kompetensi guru RSBI dilakukan tiap tiga tahun sekali. Prinsipnya, ujian tersebut dilakukan untuk mengetahui penguasaan guru terhadap bidang studi yang digelutinya. Bentuk soal biasanya disajikan dalam bentuk esai. ”Soal uraian disajikan dalam bentuk bahasa Inggris,” sebutnya.
Tjatur mengakui, tak semua guru RSBI memiliki kemampuan berbahasa Inggris bagus. Karena itu, uji kompetensi tersebut termasuk menguji kemampuan bahasa Inggris mereka. Pembelajaran di SMPN 6, kata Tjatur, menggunakan bilingual.
Pembelajaran dengan bahasa Inggris memang mendominasi. Namun, jika guru sulit menyampaikan materi, bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia. ”Demikian pula halnya jika siswa kesulitan menangkap materi, ya kami sampaikan dalam bahasa Indonesia,” ujarnya.
Karena itu, ujian tersebut salah satunya bertujuan mengetahui kemampuan berbahasa Inggris mereka. Sekaligus pemetaan kelebihan dan kelemahan guru RSBI.
Tidak hanya menguji kemampuan mereka, Kemendibud biasanya memberikan reward terhadap guru RSBI dengan mengikutsertakan mereka studi banding ke luar negeri. Terutama, guru-guru yang hasil uji kompetensinya bagus. ”Untuk memotivasi, guru-guru diberi kesempatan kesempatan ikut studi banding ke sekolah internasional di luar negeri,” jelas alumnus Universitas Negeri Malang itu.
Tjatur mengakui, masih banyak kelemahan yang dimiliki guru RSBI sehingga kemampuannya harus terus ditingkatkan. Apalagi, belum semua guru RSBI bergelar S-2. Karena itu,  secara bertahap pemerintah akan menyekolahkan guru RSBI ke jenjang S-2. Di SMPN 6, ada 26 guru yang akan mengikuti uji kompetensi. Mereka adalah guru mata pelajaran matematika, IPA, dan bahasa Inggris. (kit/c8/oni)

Leave a comment