yang aku tahu hutan tanah sudah rusak binasa, hutan alam berganti hutan buatan manusia, dapatkah hutan buatan manusia itu mensejahterakan penduduk kampung, tanah arai ini? ladang perburuan semakin menyusut, ladang tempat bermanja angin rimba nan anggun telah hilang, semua hilang, semua telah jadi tuba di bumi dan ini tak boleh lena, karena merusak alam sama dengan membinasakan dunia dan membinasakan anak cucu kita.
hai sang penyair, suarsakan ini, suarakan dan jangan lelah. aku baru menemukan situs mu disini. dan dari tanah adat ini aku berjanji, melawan dalam diam, bukan tanpa arti ia nati menyimpan sejuta makna, kelak demi anak cucu.
pandanglah keindahan alam dan rimba yan tersisa, karena sebentar lagi kita bakal tak pernah melihatnya lagi…
cepat atau lambat, manusia dan sekitarnya sudah menjadi penduduk terbuang di tanah arainyo sendiri.
mau berladang, karena bakar lahan sejumput lalu masuk penjaro.
membawa belian 2 putucuk tongkat rumah ditangkap pak pilisi, padahal mereka berjuang dari hutan sisa, bekas tegalan pengusaha sawit. pengusaha sawit yang besar-besaran menghancur hutan, tak pernah jadi sidik soal dan rakyat yang mehambin 5 keping papan dari lahan sisa di tangkap dan disebut illegal di penjarakan dan ini yang tengah terjadi di tanah arai kalimantan.
suka atau tidak suka, tapi itulah yang kita saksikan, itulah yang saya lihat peraktek kehidupan di masyarakat Kalteng.
saNG penyair, ini yang di tunggu dan award dunia menunggu celoteh anda.
Melangkahkan kaki mengikuti angin merdeka
bermimpi……
sebelum akhirnya sampaii di jalan ini….
salam tabe bara Lamandau
Rudiansyah. G. Kating
mutiara makna itu ternyata ada disini…..
liar dandalam…..
yang aku tahu hutan tanah sudah rusak binasa, hutan alam berganti hutan buatan manusia, dapatkah hutan buatan manusia itu mensejahterakan penduduk kampung, tanah arai ini? ladang perburuan semakin menyusut, ladang tempat bermanja angin rimba nan anggun telah hilang, semua hilang, semua telah jadi tuba di bumi dan ini tak boleh lena, karena merusak alam sama dengan membinasakan dunia dan membinasakan anak cucu kita.
hai sang penyair, suarsakan ini, suarakan dan jangan lelah. aku baru menemukan situs mu disini. dan dari tanah adat ini aku berjanji, melawan dalam diam, bukan tanpa arti ia nati menyimpan sejuta makna, kelak demi anak cucu.
pandanglah keindahan alam dan rimba yan tersisa, karena sebentar lagi kita bakal tak pernah melihatnya lagi…
cepat atau lambat, manusia dan sekitarnya sudah menjadi penduduk terbuang di tanah arainyo sendiri.
mau berladang, karena bakar lahan sejumput lalu masuk penjaro.
membawa belian 2 putucuk tongkat rumah ditangkap pak pilisi, padahal mereka berjuang dari hutan sisa, bekas tegalan pengusaha sawit. pengusaha sawit yang besar-besaran menghancur hutan, tak pernah jadi sidik soal dan rakyat yang mehambin 5 keping papan dari lahan sisa di tangkap dan disebut illegal di penjarakan dan ini yang tengah terjadi di tanah arai kalimantan.
suka atau tidak suka, tapi itulah yang kita saksikan, itulah yang saya lihat peraktek kehidupan di masyarakat Kalteng.
saNG penyair, ini yang di tunggu dan award dunia menunggu celoteh anda.
sekian dan terima kasih.
salam dari anak titisan bara sungai arut…
keren
Info yang menarik mas, terima kasih atas sharing ilmunya. Sangat bermanfaat, keep posting dan salam kenal, ditunggu kunjungan baliknya mas…
entah…tak ada yang dapat kutulis disini,
terlalu banyak ruas kata yang harus kueja,
hingga aku harus tergagap meraba makna,
mungkin aku harus berkaca beberapa kali,
Sebelum tanya terlanjur melipat lipat dahi
dan nalar masih menyisakan kerut saat alisku menukik tajam
sebab penaku semakin berpeluh resah tak mampu meruncing kata
Palangka Raya, 050413