Menghadapi Serangan Digital

Sumber gambar: https://id.safenet.or.id/2020/11/serangan-digital-yang-kian-politis-terkait-omnibus-law-pandemi-covid-19/

Pengetahuan berupa langkah-langkah darurat yang harus dilakukan saat serangan digital terjadi harus dimiliki oleh jurnalis.

Sumber dokumen: Arsip AJI Balikpapan

TUNTUTAN ALIANSI GERAKAN 8 OKTOBER 2020

Naskah tuntutan Aliansi Gerakan 8 Oktober yang diterima oleh “Yang Mewakili”  DPRD Provinsi Kalimantan Tengah dalam Aksi Gerakan 8 Oktober 2020 di Palangka Raya.

Radar Sampit, 11 Oktober 2020 | Halaman Budaya Sahewan Panarung

8 Oktober 2020, sejak pukul 10:00 pagi, ratusan massa terutama terdiri dari pemuda-mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan 8 Oktober 2020 berunjuk-rasa  di depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Tengah.  Tiga poin tuntutan, yaitu:

  1. Meminta Anggota DPR-RI Dapil Kalimantan Tengah dan DPRD Provinsi Kalimantan Tengah untuk menyatakan menolak Undang-Undang Cipta Kerja;
  2. Meminta Anggota DPR-RI Dapil Kalimantan Tengah dan DPRD Provinsi Kalimantan Tengah memberikan pernyataan sikap terkait penolakan Undang-Undang Cipta Kerja;
  3. Meminta Anggota DPR-RI Dapil Kalimantan Tengah dan DPRD Provinsi Kalimantan Tengah memberikan bukti penolakan Undang-Undang Cipta Kerja berupa video.

Dengan ini kami Aliansi Gerakan 8 Oktober 2020 menyampaikan aspirasi masyarakat untuk diteruskan kepada DPR-RI.[]

Antologi Cerpen Penulis Wanita Borneo “Perempuan, Cinta, dan Maruah”

Judul: Perempuan, Cinta, dan Maruah
Penulis: Andriani SJ Kusni, Kathirina Susana Tati (sekaligus penyelenggara), et. al
Penerbit: Iris Publishing and Distributor, Sabah
Tahun Terbit: 2017
Tebal: 350 hal.
Kondisi: Asli
Pengantar: Prof. Lim Swee Tin

Pembelian dan pemesanan hubungi: 0812-5090-5207 atau kunjungi kami di Utus Itah

“Dengan gemblengan sarana sastera, dan kelicikan seseorang pengarang menggubah karya, cerpen menjadi menakjubkan. Pembaca mencari estetik dari karya. Pembaca inginkan nilai tambah kepada kematangan dalam diskusi tentang sesuatu topik, selebihnya pembaca mahu melihat kekuatan watak dan perwatakan bagi menjadi cerminan kepada diri pula; baik bersifat keilmuan mahupun teladan. Dengan yang demikian, naratif meninggalkan impak makna.

Mengggunakan andaian bahawa karya yang mendukung ‘Perempuan, Cinta dan Maruah’ terpilih, dengan latar pengarang yang sedemikian menarik, saya sebegitu teruja menggaulinya. Saya mencari kesenian di dalamnya, bukan sekadar kisah-kisah. Saya inginkan kebijaksanaan daripadanya juga, di samping sesuatu yang menghiburkan. Maka, di sini, bermulalah sebuah keakraban antara seorang pembaca dengan sekalian pengarang yang menghadiahi ‘Perempuan, Cinta dan Maruah’ pertukangan estetik yang sedang saya telusuri.”

– Prof. Lim Swee Tin

“Sejumlah 25 buah cerpen karya 25 orang penulis Borneo, seluruhnya wanita, dimuatkan di dalam buku Antologi Cerpen Wanita Borneo ‘Perempuan, Cinta, dan Maruah’ ini. Keseluruhan karya yang dimuat dalam buku ini mengujakan dan beragam sifatnya. Malah turut membawa pelbagai pemikiran masing-masing dengan gaya bahasa dan teknik persembahan yang relatif rencam. Ada yang sangat konvensional sifatnya, manakala yang lain menerapkan tori atau gaya penceritaan baharu dengan lebih berani.”

– Datuk Jasni Matlani, Presiden Badan Bahasa dan Sastra Sabah

Hausmann Baboe: Naga Berlidah Api

Judul: Naga Berlidah Api
Penulis: Kusni Sulang
Penerbit: Lembaga Kebudayaan Dayak Kalimantan Tengah
Tahun Terbit: 2014
Kondisi: Asli dan bersegel

Pembelian dan pemesanan hubungi: 0812-5090-5207 atau kunjungi kami di Utus Itah

“Untuk Hausmann Baboe dan Angkatannya yang telah menyulut matahari dan bulan, menghalau kegelapan agar hidup dan pulau raya ini disinari cahaya.”

– Kusni Sulang

Antologi puisi “Naga Berlidah Api” ini diterbitkan oleh Lembaga Kebudayaan Dayak Kalteng, tidak lain dari salah satu bentuk upaya untuk mengangkat Bapak kebangkitan Dayak, pelopor renaisans Dayak, tokoh yang mengoreksi secara menyeluruh kesalahan fatal Pertemuan Kapitulasionis di Tumbang Anoi 1894, tokoh yang membuka jalan bagi Uluh Itah, tapi yang kurang dikenal dan hampir dilupakan, dalam bentuk sastra. Kecuali itu, antologi ini juga bermaksud menarik perhatian Uluh Kalteng, terutama Uluh Itah (Dayak) terhadap sejarah diri sendiri. Perhatian dan minat terhadap sejarah ini di Kalteng masih sangat lemah sehingga nyaris angkatan sekarang menjadi sebuah generasi buta sejarah dan tanpa sejarah karena ketidaksadaran demikian. Antologi ini pun merupakan salah satu bentuk pengungkapan rasa hormat dan terima kasih kepada para pendahulu yang berjuang mandi darah dan menggadaikan kepala untuk hari ini. Memulai sesuatu dari tiada menjadi ada, dari kecil menjadi besar. Penghormatan dan terima kasih yang bertolak dari pandangan dan sikap sejarah bahwa masa silam, hari ini, dan esok mempunyai tautan erat satu dengan yang lain. Bahwa yang disebut sejarah bukanlah masa silam. Sejarah pun hadir di hari ini.

– Lembaga Kebudayaan Dayak Kalimantan Tengah